Menstruasi dan Hal-Hal Ghaib yang Menyertainya




Waktu saya masih remaja dan polos dulu, beredar rumor yang menyebutkan kalau wanita yang sedang menstruasi dilarang memasuki toilet.  Toilet yang dimaksud disini bukan toilet dalam arti umum ya guys, melainkan toilet cemplung atau kakus yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan bab saja. Konon katanya, toilet semacam ini menjadi tempat tinggal para makhluk ghaib yang akan menyantap darah menstruasi perempuan yang memasukinya.

 

Saya remaja yang kurang edukasi ini tentu saja percaya-percaya saja dengan rumor tersebut.  Sampai tiba waktunya, saya memutuskan untuk melanggar kepercayaan tersebut karena memang sulit untuk dipraktikkan.  Waktu itu, setidaknya saya selamat dari risiko infeksi saluran pencernaan, meskipun tetap saja saya kehilangan hak  saya sebagai manusia untuk bisa buang hajat dengan nyaman dan tanpa rasa was-was.

 

Mitos-mitos semacam ini bukan hanya terjadi sekali-duakali dalam hidup saya. Dari saya mulai mengalami menstruasi pertama saya hingga dewasa rasanya saya selalu dibayang-bayangi dengan cerita-cerita mistis yang dikait-kaitkan dengan darah menstruasi.  Sangking melekatnya dua hal itu, otak saya sayangnya jadi terbiasa menerima kondisi tersebut.

 

Tiap kali menstruasi, saya jadi takut untuk ke toilet tengah malam, takut pulang malam, takut pergi terlalu malam, setiap malam saya diselimuti dengan rasa takut dan khawatir. Oh ya, satu lagi, saya takut kesurupan.   

 

Alangkah banyak cerita-cerita mistis diluar sana yang menjadikan perempuan yang sedang menstruasi sebagai tokoh yang bakal mengalami kesurupan. Kalau saya hitung-hitung ada sekitar 3435353630-an ceritalah..  Apapun latar ceritanya, kalau si tokoh itu perempuan yang sedang menstruasi, ditambah karakternya pongah dan bicaranya suka ngasal, jorok dll, sudah dipastikan tokoh itu bakal kerurupan atau bahkan terbunuh duluan. Amit-amit.

 

Saya tidak mau kesurupan hanya karena saya sedang menstruasi, saya juga tidak mau darah saya jadi konsumsi makhluk lain.  Makanya, saya berusaha untuk menghindari aktifitas-aktifitas yang akan mendekatkan saya dengan kedua risiko tersebut.  Saya selalu menjaga kebersihan kala menstruasi dimanapun saya berada, atas dasar keyakinan saya akan hal-hal mistis.

 

Kalu dirunut lagi, sebenarnya saya diuntungkan dengan kepercayaan saya dengan hal-hal ghaib, saya jadi lebih tergerak untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan saya tinggal ketika sedang menstruasi.  Disisi lain, juga merasa miris dengan perilaku baik saya tersebut dilakukan atas dasar suatu hal yang ngawur dan sulit dibuktikan.

 

Bukannya mendapatkan edukasi tentang manajemen kebersihan dan kesehatan menstruasi yang baik, saya malah terpapar mitos-mitos ghaib tentang darah menstruasi.  Walaupun outputnya akan sama, yaitu saya menjaga kebersihan selama menstruasi. Tapi tetap saja, saya jadi menghabiskaan bertahun-tahun masa menstruasi saya dengan perasaan tidak nyaman. 

 

Kondisi tersebut sebetulnya tidak perlu terjadi jika saya terpapar edukasi mengenai manajemen kebersihan menstruasi yang baik.  Penerapan hal tersebut bertjujuan untuk mewujudkan akses dan fasilitas menstruasi kepada para perempuan, sehingga mereka bisa melewati masa-masa menstruasinya dengan aman, nyaman, dan dengan privasi yang terjaga. 

 

Mulai dari akses saja saya merasa sangat kurang saya terima, khususnya askses informasi yang seharusnya bisa memberi saya kemampuan untuk memilah-milah mitos dan fakta yang beredar di masyarakat.  Termasuk mitos tentang ‘ke-ghaib-an’ darah menstruasi ini.  Untuk tujuan melewati masa menstruasi dengan kondisi aman dan nyaman sepertinya dulu tidak pernah saya bayangkan bahwa hal itu mungkin terjadi.

 

Saya rasa, mitos-mitos tentang menstruasi ini tidak dialami oleh saya saja, teman-teman di lingkungan saya, sebagian besar daerah di negara ini bahkan di belahan dunia manapun, mitos-mitos tentang menstruasi masih merajalela di era yang katanya sudah 4.0 ini. Hm. 

 

Mitos tentang hal-hal ghaib mungkin bagi saya terbatas pada pengaruh terhadap kenyamanan saat menstruasi saja.  Namun di tempat lain pengaruh mitos ghaib terhadap perempuan yang sedang menstruasi sangat beragam. Sebut saja di salah satu daerah di Manalli  Himalaya, kepercayaan masyarakat akan hal-hal ghaib mengakibatkan perempuan menstruasi dibatasi aktivitasnya bahkan dihilangkan sebagian hak-haknya, termasuk hak akan tempat tinggal yang layak.

 

Perempuan-perempuan disana terpaksa menjalani masa menstruasinya dengan tinggal di luar rumah, untuk menghindarkan diri mereka dari kemarahan dewa.  Kepercayaan semacam ini bukan hanya membahayakan kesehatan mereka, bahkan nyawa meraka dapat juga terancam. Hal ini juga menimbulkan ketimpangan sosial yang sangat merugikan perempuan di masyarakat tersebut.  

 

Saya kira, mitos ghaib tentang menstruasi yang masih banyak dipercayai telah banyak sekali menimbulkan masalah bagi para perempuan.  Menstruasi seharusnya menjadi hal yang sangat normal. Namun karena keberadaan mitos akan hal-hal ghaib yang menyertainya, menstruasi menjadi bumerang tersendiri bagi mereka yang mengalaminya. 

 

Cerita tentang hal-hal ghaib yang menyertai darah menstruasi sudah saatnya berhenti diproduksi di masyarakat.  Cerita terdahulu yang berkaitan dengan hal itu juga sudah seharusnya diputus mata rantainya untuk tidak lagi disampaikan ke generasi berikutnya.  Tapi kan itu cerita rakyat mbak, bukannya musti dilestarikan?” dilestarikan mbahmu! Kalau ujungnya malah menimbulkan banyak mudharat untuk apa dilestarikan?

Saya pribadi kurang mengerti dengan jalan pikiran orang-orang terdahulu yang pertama kali membuat dan menyampaikan cerita karangan tersebut.  Mbok ya dipikirkan gitu keberlanjutan cerita-cerita itu akibatnya akan seperti apa ke generasi-generasi berikutnya. Halah, dahlah sebel!


Komentar